PA 212 |
"Tidak mengagetkan. Di politik semua bisa terjadi. Tapi umat akan mencatat dengan baik," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Rabu (4/7/2018).
Mardani mengatakan sikap TGB itu sah dalam iklim demokrasi. Dia pun tak merasa terusik dengan dukungan itu. Mardani justru makin yakin gerakan #2019GantiPresiden akan terus menguat.
"TGB tentu punya pertimbangan dan itu sah saja. Dalam demokrasi semua koalisi dan oposisi adalah pilihan. Dan kami yakin, #2019GantiPresiden akan terus menguat walau TGB dikatakan mendukung Jokowi," sebut Mardani.
"Apalagi masyarakat sekarang merasakan BBM naik, dolar naik tapi pertumbuhan ekonomi tidak beranjak dari 5%-an," tegas anggota DPR itu.
TGB membeberkan sejumlah alasan terkait dukungan kepada Jokowi. TGB mengambil keputusan itu dengan pertimbangan serasional mungkin.
"Jadi keputusan apa pun itu harus mempertimbangkan kemaslahatan bangsa, umat, dan akal sehat. Keseluruhan dari 3 hal ini, menurut saya, pantas dan fair kalau kita beri kesempatan kepada Bapak Presiden Jokowi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang selama 4 tahun ini beliau mulai," kata TGB saat berkunjung ke redaksi Transmedia, Rabu (4/7/18).
PBB soal TGB Dukung Jokowi: Dia Pintar Cari Momen
Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) lanjut dua periode sebagai Presiden RI.
PBB menyebut TGB pintar mencari momen.
"Pengalaman saya beliau ini pintar cari momen," ujar Ketua Bidang Pemenangan Presiden PBB, Sukmo Harsono kepada wartawan, Rabu (4/7/2018).
Sukmo mengungkit saat TGB berhasil melanggeng ke Senayan mewakili PBB di periode 2004-2009. Kemudian juga masa saat TGB maju di Pilgub NTB tahun 2008 diusung PBB.
Di periode kedua, sebut Sukmo, TGB memilih meninggalkan PBB dan melangkahkan kaki ke Partai Demokrat (PD).
Karena itu, Sukmo mengaku tak heran dengan sikap TGB yang tiba-tiba saja menyatakan dukungan kepada Jokowi, meski PD belum menyatakan sikap di Pilpres 2019.
"Dulu baru selesai kuliah kembali ke Indonesia pas milih momen bergabung dengan PBB dan duduk sebagai anggota DPR RI. Kemudian di momen yang pas dapat dukungan maju Pilgub dari PBB dan menang," tutur Sukmo.
"Berikutnya tinggalkan PBB gabung ke Demokrat untuk dapat maju lagi di pilgub periode ke dua. Sekarang setelah hampir habis jabatanya sangat cerdas berbeda pendapat dengan Demokrat beliau mendukung Pak Jokowi," imbuhnya.
Menurut Sukmo, TGB pandai melihat peluang. Dia berharap dukungan TGB ke Jokowi tidak ada maksud tersembunyi.
Sukmo kemudian menyinggung soal nama TGB yang ada di daftar calon presiden hasil Rakornas PA 212. TGB, menurut Sukmo, barangkali memang tidak mau mengambil kesempatan yang ditawarkan PA 212.
"Dimana ada peluang yang baik disitu beliau berada. Itulah hebatnya beliau, he-he-he. Semoga ada agenda baik dari beliau untuk merapat ke Pak Jokowi bukan karena ada 'sesuatu'," ucapnya.
"Saya berprasangka baik saja beliau tidak ambil rekomendasi PA 212, padahal peluangnya sangat besar di PA 212," sambung Sukmo.
PAN Heran TGB Dukung Jokowi 2 Periode
PAN heran atas sikap Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) lanjut dua periode sebagai Presiden RI. Menurut PAN, dukungan TGB itu aneh.
"Aneh juga sebetulnya. Sebab selama ini, TGB terkesan menginginkan perubahan. Buktinya, beliau banyak keliling Indonesia. Bahkan saya dengar sudah ada jaringan relawan di banyak wilayah," kata Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Rabu (4/7/2018).
Saleh pun tak yakin dukungan TGB akan berpengaruh banyak terhadap Jokowi. Sebab, menurut dia, masyarakat sudah cerdas menentukan pilihan. Saleh menyebut ada banyak faktor yang menentukan dalam pertarungan Pilpres 2019.
"Namun demikian, masyarakat saat ini sudah cerdas. Mereka sudah bisa menentukan sendiri calon yang paling tepat untuk mereka," sebutnya.
"Karena itu, dukungan TGB ini belum tentu sepenuhnya bisa membawa pengaruh signifikan. Banyak faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pertarungan pilpres yang akan datang," imbuh Saleh.
TGB membeberkan sejumlah alasan terkait dukungan kepada Jokowi. TGB mengambil keputusan itu dengan pertimbangan serasional mungkin.
"Jadi keputusan apa pun itu harus mempertimbangkan kemaslahatan bangsa, umat, dan akal sehat. Keseluruhan dari 3 hal ini, menurut saya, pantas dan fair kalau kita beri kesempatan kepada Bapak Presiden Jokowi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang selama 4 tahun ini beliau mulai," kata TGB saat berkunjung ke redaksi Transmedia, Rabu (4/7/18).
PA 212 akan Hapus Nama TGB dari Daftar Rekomendasi Capres
Persaudaraan Alumni (PA) 212 mempertimbangkan menghapus nama Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dari daftar calon presiden hasil rakornas.
Hal ini buntut pernyataan TGB yang mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) lanjut ke periode kedua.
"Akan kami coret kalau memang dia positif mendukung Jokowi. Karena buat kami itu harga mati untuk tidak mendukung Jokowi," kata jubir PA 212 Novel Bamukmin kepada detikcom, Rabu (4/7/2018).
Novel mengatakan tak berat bagi PA 212 menghapus nama TGB dari daftar rekomendasi capres.
Sebab, diakui Novel, PA 212 tidak pernah punya hubungan baik dengan TGB. Begitu pula hubungan PA 212 dengan Partai Demokrat (PD) tempat TGB bernaung.
Novel pun mengungkit kasus pemidanaan terhadap imam besar FPI Habib Rizieq Syihab di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Latar belakangnya didukung Partai Demokrat yang sangat kami sayangkan. Karena Demokrat ini mulai dari 2004 sampai 2014 buat kami punya jejak hitam. Karena bagaimanapun guru kami, Habib Rizieq, kasus penjara sampai tiga kali," sebutnya.
Dia menyebut TGB masuk daftar capres lantaran ada segelintir peserta rakornas yang mengusulkannya. Novel menyatakan aspirasi peserta rakornas tak bisa ditolak.
Meski berat, jajaran pengurus PA 212 akhirnya menerima nama TGB menimbang sosoknya sebagai seorang ulama dan pengalamannya menjabat gubernur.
"Kami menghargai peserta rakornas waktu itu. Ada segelintir yang mengusulkan nama TGB. Karena kami melihat ulama dan berpengalaman menjadi gubernur, kami harus menerima aspirasi mereka," terangnya.
"Kami hanya menampung. Masak nggak kami terima dalam rakornas. Walaupun sebenarnya banyak dari kita keberatan," sambung Novel.
Soal dukungan TGB kepada Jokowi, Novel mengaku tidak kaget. Hal itu berkaitan dengan latar belakang TGB yang berstatus kader PD.
"Tidak kaget sama sekali. Mungkin sebagian kaget ya. Kalau kami nggak kaget karena melihat latar belakangnya," tegas Novel.
Untuk diketahui, hasil Rakornas PA 212 pada Selasa (29/5) menghasilkan sejumlah nama sebagai kandidat capres-cawapres yang akan diusung. TGB adalah satu dari lima capres yang direkomendasikan PA 212. Berikut ini nama-namanya:
Rekomendasi capres:
1. Habib Rizieq Syihab
2. Prabowo Subianto
3. Tuan Guru Bajang
4. Yusril Ihza Mahendra
5. Zulkifli Hasan
Rekomendasi cawapres:
1. Ahmad Heryawan
2. Hidayat Nur Wahid
3. Yusri Ihza Mahendra
4. Anies Matta
5. Zulkifli Hasan
6. Eggi Sudjana
7. Ustadz Bachtiar Nasir
8. Prabowo Subianto
9. Anies Baswedan
TGB Dukung Jokowi: Pro-Jokowi Gembira, Oposisi Terkaget-kaget
Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menyatakan dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melanjutkan kepemimpinan di periode kedua. Pernyataan sikap dari TGB disambut baik parpol koalisi pengusung Jokowi.
Dihimpun detikcom, Kamis (5/7/2018), PDIP mengaku gembira atas dukungan dari TGB. Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menebak TGB terkesan oleh kinerja Jokowi.
"Tentu dukungan tersebut diberikan karena ada bukti-bukti yang meyakinkan tentang kerja dan kinerja yang didukung," kata Hendrawan.
Hal senada disampaikan Golkar. Partai berlambang pohon beringin itu menyatakan TGB bisa memenangkan Jokowi di Pilpres 2019. Sebab, NTB merupakan salah satu wilayah kekalahan Jokowi pada Pilpres 2014.
"Positif dan bagus sekali untuk memperkuat pemenangan Pak Jokowi dalam Pilpres 2019. Sebagaimana yang kita tahu bahwa NTB merupakan daerah di mana Pak Jokowi dalam Pilpres 2014 kalah," ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily.
PPP dan PKB menambahkan dukungan TGB kian mempertegas bahwa Jokowi memiliki kedekatan dengan umat Islam. Jokowi selama ini diisukan anti-Islam.
"Dukungan ini makin menepis prasangka bahwa Pak Jokowi itu anti-Islam dan tidak memperhatikan kepentingan serta aspirasi umat Islam," tutur Sekjen PPP Arsul Sani.
Ada pula PAN yang menilai dukungan TGB ke Jokowi aneh. Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay juga ragu dukungan itu akan berpengaruh terhadap kemenangan Jokowi.
"Aneh juga sebetulnya. Sebab, selama ini, TGB terkesan menginginkan perubahan. Buktinya, beliau banyak keliling Indonesia. Bahkan saya dengar sudah ada jaringan relawan di banyak wilayah," ucap Saleh.
Partai Demokrat tempat TGB bernaung ikut menanggapi. Diketahui, TGB duduk sebagai anggota Majelis Tinggi PD. Demokrat sendiri belum bersikap untuk Pilpres 2019.
PD mengucapkan selamat atas dukungan TGB itu. Namun PD menegaskan belum mendukung siapa pun untuk Pilpres 2019.
"Komen dari kami cuma selamat untuk TGB yang telah menyatakan sikap mendukung Jokowi dan kami menghormati sikap itu. Tapi sikap Demokrat hingga saat ini belum diputuskan apa pun," ujar Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean.
Partai oposisi tak ketinggalan bersuara. Gerindra mengaku kaget atas sikap TGB itu.
"Terus terang, ini agak mengagetkan kenapa Pak TGB tiba-tiba ada di kubu Pak Jokowi. Apalagi kelompok ulama, kan pihak yang sejalan dengan Pak TGB tidak berpihak kepada Pak Jokowi, kan," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade.
Namun PKS, yang juga menjadi oposisi Jokowi, justru tampak tak kaget atas sikap TGB. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera cuma mengingatkan langkah TGB mendukung Jokowi akan dicatat umat.
"Tidak mengagetkan. Di politik semua bisa terjadi. Tapi umat akan mencatat dengan baik," kata Mardani.
Tak sampai di situ, komentar datang dari eks partai yang pernah jadi kendaraan politik TGB saat jadi anggota DPR periode 2004-2009 dan saat maju dalam Pilgub NTB 2008. PBB menyebut TGB pintar mencari momen.
Ketua Bidang Pemenangan Presiden PBB Sukmo Harsono mengaku tak heran atas sikap TGB yang tiba-tiba saja menyatakan dukungan kepada Jokowi, meski PD belum menyatakan sikap di Pilpres 2019.
"Dulu baru selesai kuliah kembali ke Indonesia pas milih momen bergabung dengan PBB dan duduk sebagai anggota DPR RI. Kemudian di momen yang pas dapat dukungan maju pilgub dari PBB dan menang," tutur Sukmo.
"Berikutnya tinggalkan PBB gabung ke Demokrat untuk dapat maju lagi di pilgub periode kedua. Sekarang setelah hampir habis jabatannya sangat cerdas berbeda pendapat dengan Demokrat, beliau mendukung Pak Jokowi," imbuhnya.
Hal yang sama disampaikan Persaudaraan Alumni (PA) 212. Juru bicara PA 212 Novel Bamukmin mengatakan rekam jejak TGB di bidang politik membuat langkah mendukung Jokowi tak mengagetkan.
PA 212 pun akan menghapus nama TGB dari daftar calon presiden hasil Rakornas PA 212. Novel menyebut dukungan terhadap Jokowi tidak bisa ditoleransi.
"Akan kami coret kalau memang dia positif mendukung Jokowi. Karena buat kami itu harga mati untuk tidak mendukung Jokowi," pungkas Novel.
0 Komentar