Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laloly resmi mencopot Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Kunto Wiryanto. Pencopotan ini menyusul temuan BNN adanya sel mewah kepada narapidana narkoba Haryanto Chandra alias Gombak di Lapas Cipinang.
Tak hanya itu, Yasonna dan Sekjen Kemenkumham juga menandatangani surat pemberhentian Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas (KPLP) Cipinang, Sugeng Hardono. "Hari ini Kalapasnya saya sudah tanda tangani untuk dinonjobkan," kata Yasonna usai buka puasa bersama Komisi III di Masjid Baiturrahman, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/6).
Pihaknya akan melakukan pemeriksaan kepada jajarannya atas masalah ini. Bagi petugas Lapas terlibat, Yasonna menegaskan akan memberikan sanksi berat seperti memutasi mereka ke tempat jauh.
"Nanti orang orang yang terlibat akan saya sanksi berat kemudian dipindah jauh-jauh," tandasnya.
Yasonna mengungkapkan, penggeledahan yang dilakukan BNN sudah mendapat izin dan pendampingan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Namun, Yasonna meradang karena Kalapas Cipinang Kunto Wiryanto menyatakan tak pernah melihat ada sel mewah bagi narapidana.
"Kalapasnya bilang nggak pernah lihat, nggak benar, yah berarti itu dia tidak melakukan tugas dan fungsinya," tutupnya.
Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) membongkar tindak pidana narkotika dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang dilakukan oleh para bandar dari dalam lapas. Dalam operasi kali ini mereka berhasil menyita dengan total aset sejumlah kurang lebih Rp 39.606.000.000.
Kepala BNN Budi Waseso mengatakan, barang bukti tersebut diamankan dari 4 orang tersangka berinisal LLT, A, CJ dan CSN alisa Calvi dimana mereka masuk dalam jaringan Haryanto Chandra alias Gombak. Mereka ditangkap dalam sel mewah ketika sedang mengonsumsi sabu.
"Di dalam lapas mereka masih bisa bekerja luar biasa, dan mereka di lapas bisa langsung mengonsumsi sabu secara bebas ini yang luar biasa," katanya di Kantor BNN, Selasa kemarin.
Dia mengungkapkan, Haryanto Chandra alias Gombak masih mendapat fasilitas mewah. Sehingga Gombak masih bisa mengendalikan praktik jual beli di dalam lapas. Seperti terdapat laptop, ipad, wifi, sampai CCTV.
"Kenapa mereka selalu bekerja karena mereka mendapatkan peluang fasilitas dan dukungan, apapun ini fakta demikian mereka bekerja di lapas karena dapat dukungan dari oknum yang ada di lapas. Buktinya mereka bisa bunya laptop, iPad bahkan bisa masang CCTV ini sangat luar biasa koordinasinya mudah. Bahkan mereka masih aktif melakukan kegiatan jaringannya yang berada di luar lapas," jelasnya.
0 Komentar