Dalam waktu satu pekan Detasemen Khusus 88 antiteror telah melakukan penangkapan terhadap sebelas orang terduga teroris. Mereka ditangkap di tempat yang berbeda-beda.
Mereka yang ditangkap di Serang Banten sebanyak 4 orang terdiri S (45), K (42), A (35), M (52), dan seorang lagi ditangkap di Cilegon yaitu SU (40). Sedangkan tiga orang yang ditangkap di Medan Sumatera Utara adalah R (37), J (41), dan A (46). Sebelumnya juga MA dan WT berhasil di tangkap di Bandung, sedangkan RS ditangkap di Yogyakarta.
Dari hasil pengembangan kasus terorisme pasca bom Kampung Melayu, Densus 88 menemukan , para terduga teroris yang ditangkap itu memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris Jaringan Daulah Islamiyah (JAD). Namun demikian polisi masih terus mengembangkan kasus tersebut, terutama bagi mereka yang telah ditangkap. Polisi akan mendalami aktivitas serta keterlibatan mereka dalam JAD termasuk juga dugaan mengenai kasus bom Kampung Melayu.
“Densus 88 akan terus melakukan pengembangan dan penangkapan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam aksi teror di tanah air khususnya kejadian bom bunuh diri yang terjadi di Terminal Kampung Melayu. Meski pelaku tewas saat melakukan aksinya namun jaringan dan sel terorisme kelompok JAD ini masih menyebar ke anggota yang lain. Bahkan mereka memiliki rayon yang ada di beberapa kota di Pulau Jawa, sehingga ancamannya masih ada,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri Martinus Sitompul di Jakarta, Kamis, 8 Juni 2017.
Terkait dengan kelompok Marawi
Martinus mengatakan, JAD merupakan kelompok teroris yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak-Suriah (ISIS). Dugaan itu diperkuat dari sepak terjang terduga teroris RS yang ditangkap di Yogyakarta. Diketahui bila RS merupakan orang yang pernah terlibat dalam pemberangkatan WNI ke Filipina Selatan dan Suriah, melalui Turki.
Ia juga diketahui sempat mengirimkan uang sebanyak 7.500 dolar Amerika Serikat untuk anggota terorisme asal Indonesia yang ada di Filipina. Bahkan polisi telah mengetahui identitas WNI di Filipina Selatan yang berhubungan dengan terduga RS. Mereka adalah YO, AS, Y, dan AKY.
Ke empat orang WNI itu merupakan buronan Pemerintah Filipina karena keterlibatannya bersama dengan kelompok Marawi Filipina. Kelompok ini melakukan serangkaian serangan dan perang melawan militer Filipina. Dengan tertangkapnya RS, diharapkan salah satu jaringan terorisme yang ada di Indonesia-Filipina bisa terputus.
Meski diakui, aparat keamanan harus berjuang juga untuk menghentikan gerakan terorisme dari sel dan jaringan yang lainnya. Dari hasil penangkapan yang dilakukan Densus 88, para terduga teroris yang dibekukan nyaris tanpa perlawanan saat ditangkap
0 Komentar