Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuat sodetan Kali Ancol setelah lebaran nanti. Warga mengaku tidak keberatan terkait rencana tersebut.
Ketua RW 02 Kelurahan Ancol, Marija, mengatakan warga berkenan atas rencana itu. Namun, warga berharap diberikan uang kerahiman atas pembongkaran bangunan di atas tanah tersebut untuk kepentingan umum.
"Sebenarnya warga itu kalau untuk kepentingan umum, pembuatan sodetan juga mendukung. Karena banjir kan akan mengalir," Marija yang mewakili warga yang tinggal di atas kawasan calon bongkaran berharap diberikan uang kerohiman kepada mereka yang mempunyai bangunan. Sebab, uang tersebut dibutuhkan oleh warga sebagai bantuan hidup ketika mereka telah direlokasi.
Dia mengatakan mayoritas warga yang tinggal di sana berprofesi sebagai pemulung. Sehingga uang kerahiman tersebut dibutuhkan sebagai biaya hidup awal ketika pindah ke rusunawa.
"Mohon diperhatikan bila ada uang penggantinya, mohon diberikan. Karena tinggal di tempat baru butuh sosialisasi dengan warga. Warga mau aja dipindah ke Rusunawa. Cuma kan mereka bilang, saya bangun rumah pakai duit. Mohon penggantian walaupun tidak sesuai standar. Yang penting ada uang kerahiman," Dia menggambarkan, di lokasi tersebut ada sebanyak 300 bangunan lebih yang berdiri. Bangunan tersebut ada dalam bentuk semipermanen dan ada yang hanya menggunakan papan sebagai dinding. Sementara untuk lantai, masih ada yang hanya menggunakan semen dan ada juga yang sudah memasang keramik.
Marija yang sudah tinggal di sekitar daerah itu sejak tahun 1985 menceritakan kondisi bangunan yang ada di sana. Dia mengatakan, bangunan mulai ramai berdiri di bawah tol dan menutup Kali Ancol setelah memasuki masa reformasi.
"Tol ini ada sekitar akhir 90-an. Saya datang tahun 1985, waktu itu di sana baru sekitar 10 orang. Kali Ancol ini kan dulu memang nyambung dengan Sungai Ciliwung. Dulu ceritanya orang tua di sini kapal bisa lewat. Jembatannya bisa muter, jadi kapal bisa lewat. Jadi mulai rame setelah tol dibangun, setelah reformasi," ungkapnya.
Warga RW 04 Kelurahan Ancol, Sukirno, yang tinggal di sekitar lokasi juga menyampaikan permohonan adanya bantuan dari Pemprov DKI. Dia berharap pihak Pemprov dapat memberikan bantuan sebagai upaya adaptasi warga yang direlokasi.
"Seperti kata Pak RW, bahwa ini merupakan amanah masyarakat. Yang perlu dipertimbangkan matang soal kesinambungan hidup masyarakat yang akan dihijrahkan. Idealnya rusun bisa setahun gratis," ujarnya.
Sukirno yang juga merupakan anggota Lembaga Masyarakat Keluarahan (LMK) Ancol menyampaikan aspirasi warga. Menurutnya, hadirnya gubernur baru DKI Jakarta dapat mengganti relokasi ke rumah susun sederhana milik (rusunami).
Dia mengatakan, kerelaan warga untuk direlokasi karena tanah tersebut untuk kepentingan umum. Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah diharapkan memperhatikan harapan warga.
"Lalu dengan gubernur baru, diharapkan akan ada ganti dari rusunawa jadi rusunami. Jaminan sewa setahun dan jaminan hidupnya enam bulan atau setengah tahun. Ini idelanya usul dari kami. Agar aspirasi masyarakat bisa terakomodir," ujarnya.
"Prinsipnya, pembangunan di DKI tak dapat dihindarkan. Apalagi menyangkut sodetan, yang untuk kepentingan umum. Satu sisi pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat. Dan masyarakat menyadari bahwa pembangunan ini untuk kepentingan umum," sambung Sukirno.
Sebelumnya diberitakan Camat Pademangan Mumu Mujtahid mengatakan rencana pembuatan sodetan Kali Ancol ini akan dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri. Dia mengatakan, rencana pembuatan sodetan Kali Ancol menuju Sungai Ciliwung akan dilakukan Desember 2016.
Menurutnya, rencana ini baru dapat dilakukan setelah ada kepastian Rusun Marunda dan Rusun Sempet dijadikan destinasi relokasi warga. Mumu mengatakan sodetan ini penting karena di wilayah tersebut sering terjadi banjir. Hal ini disebabkan buntunya Kali Ancol sehingga tidak dapat menampung debit air lebih banyak termasuk dari Gunung Sahari.
0 Komentar