Dua program jomblo yang dilontarkan Wakil Gubernur Terpilih, Sandiaga Uno, yaitu Program Kartu Jakarta Jomblo (KJJ) dan pojok ta'aruf di RPTRA, menuai pro kontra. Sandi kini menyerahkannya kepada tim sinkronisasi.
"Saya nanti akan kasih keterangan karena ini masuk ke salah satu masukan yang kami dapat. Nanti setelah tim sinkronisasi (diumumkan) nanti dibuat (keputusannya)," ungkap Sandi di Posko Melawai, Jakarta, Rabu (9/5).
Sandi mengaku, ide tersebut awalnya merupakan hasil dari masukan masyarakat di opini.id. Masukan tersebut juga pernah ditanggapi oleh pasangannya, Gubernur Terpilih, Anies Baswedan.
"Jadi daripada bersliweran tulisan yang ini (soal KJJ) kita embargo dulu. Kita tunggu masukan dari tim sinkronisasi," tambah Sandi.
Menurut Sandi, soal program KJJ, nantinya akan diputuskan oleh tim sinkronisasi apakah program ini akan menjadi prioritas atau tidak. Sandi sendiri mengaku akan memasrahkan keputusan mengenai program KJJ kepada tim sinkronisasi yang akan segera ia umumkan.
"Kalau saya, saya sudahi dulu pembicaraan ini karena ini memicu pro dan kontra yang luar biasa. Ada yang bilang ini ranah publik, ranah privat, ranah yang enggak boleh disentuh oleh pemerintah. Saya enggak mau menambah apa polemik di sini," ujar Sandi.
Tim sinkronisasi adalah tim yang dibentuk untuk merumuskan program-program Anies-Sandi jelang pelantikan Oktober 2017. Namun, hingga saat ini tim sinkronisasi belum dibentuk. Anies-Sandi baru membentuk Tim Pengarah dan Pakar untuk menampung aspirasi warga.
0 Komentar