Tengah malam, sekitar pukul 23.45 WIB, jajaran Polres Metro Tangerang mendatangi kediaman Vicky Kurniyanto (20) di Kampung Cibodas, RT 01 RW 01, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Rabu (24/5/2017).
Mereka datang mengenakan rompi hingga senjata laras panjang. Kedatangan aparat kepolisian itu merupakan tindak lanjut dari beredarnya foto KTP dan SIM Vicky di media sosial yang disebut sebagai pelaku bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Informasi ledakan bom di terminal Kampung Melayu pada Rabu malam itu dengan cepat beredar luas di dunia maya. Sayangnya, ada saja pihak yang tak bertanggung jawab juga menyebar kebohongan atau hoaks di media sosial mengenai pelaku bom Kampung Melayu.
Korban hoax
Vicky adalah salah satu korban hoax di media sosial terkait bom di Kampung Melayu. Foto KTP dan SIM Vicky bahkan beredar dengan cepat di grup chat WhatsApp.
Setelah melakukan pengecekan dan pemeriksaan, polisi memastikan Vicky tidak ada kaitannya dengan bom Kampung Melayu. Polisi menyebut Vicky sebagai korban hoaks.
Saat ditemui, Vicky mengaku kehilangan dompet pada Rabu (17/9/2017) saat sedang membeli air mineral. Tak lama setelah dompetnya hilang, ada yang mengunggah foto KTP dan SIM-nya di media sosial.
Kemudian, tak lama setelah ledakan bom di Kampung Melayu, Foto KTP dan SIM Vicky langsung menjadi perbincangan para warganet di media sosial dan chat WhatsApp.
Akibat ulah penyebar hoaks, Vicky sampai harus dihampiri polisi pada tengah malam. Ia bahkan dibawa ke Polsek Jatiuwung untuk dimintai keterangan.
"Saya kaget lah, apalagi banyak warga yang lihat juga," tutur Vicky.
Polisi bisa juga disebut sebagai korban hoaks karena telah menghabiskan waktu untuk memeriksa Vicky yang ternyata tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan bom di Kampung Melayu.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Arlon Sitinjak mengatakan, apa yang dilakukan polisi adalah bagian dari klarifikasi informasi yang beredar di masyarakat. Kamis (25/5/2017) dini hari, polisi langsung mengklarifikasi info hoaks tersebut.Warga Sukabumi juga jadi korban hoaks
Vicky ternyata bukan satu-satunya korban hoaks terkait bom di Kampung Melayu. Seorang pria di Sukabumi berinisial W juga mengalami hal yang sama.
Foto KTP W beredar di pesan WhatsApp disandingkan dengan foto pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu.
Saat foto itu beredar jajaran Polres Sukabumi Kota juga langsung mendatangi kediaman W di Kebonpedes.
Pada Kamis (25/5/2017) dini hari, Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur langsung memastikan W yang foto KTP-nya beredar masih hidup dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan bom Kampung Melayu.
W menceritakan, KTP-nya juga pernah tertinggal di sebuah pabrik di wilayah Cimande, Bogor. Ada pihak yang tak bertanggung jawab menjadikan foto KTP-nya sebagai bahan hoaks terkait pelaku bom Kampung Melayu.
W berharap pihak kepolisian dapat mengungkap dan memproses hukum, orang yang menyalahgunakan identitas dan foto dirinya.
Di Pontianak, Kalimantan Barat, seorang mantan anggota kepolisian juga menjadi korban hoaks karena fotonya beredar di media sosial dan disebut mirip dengan pelaku bom di Kampung Melayu.
Belum diketahui pasti siapa yang pertama kali menyebar hoaks dengan menuduh pria di Tangerang, Sukabumi, hingga Pontianak sebagai pelaku bom Kampung Melayu.
Penyebar informasi hoaks sebenarnya bisa dikenakan hukuman sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Namun, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Senin (13/2/2017), mengatakan, pemerintah fokus pada edukasi untuk masyarakat agar bijak menggunakan media sosial.
"Kami meng-encourage (mendorong), mempromosikan semua lapisan masyarakat, memiliki etika bagaimana memanfaatkan media sosial," ujar Rudiantara.
Masyarakat diminta berpikir ulang sebelum menyebarkan suatu informasi ke media sosial maupun grup WhatsApp, apakah bermanfaat atau malah merugikan.
0 Komentar