Beberapa pekan ini, warga Nunukan, Kalimantan Utara, dibikin resah dengan isu penculikan anak. Brimob pun turun tangan, dan memastikan kabar itu adalah kabar bohong. Personel Brimob Kompi 3 Batalion C Pelopor, menerjunkan personelnya, guna meredam isu penculikan anak, agar tidak semakin meluas. Terlebih lagi, kabar bohong di media sosial itu juga menyebutkan, organ dari anak yang diculik, juga diperjualbelikan.
"Seperti tanggal 28 Mei kemarin, kami patroli di Nunukan, menemui masyarakat. Kami sampaikan imbauan-imbauan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu agar tidak resah dengan isu korban penculikan anak," kata Komandan
Sementara, Kasat Brimob Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Heri Heryandi menegaskan, Brimob akan terus memberikan imbauan kepada masyarakat, agar terus memperhatikan dan menjaga anak-anak.
"Ya, saya perintahkan agar Brimob dalan patrolinya, mengingatkan masyarakat, terutama ibu-ibu ya, memperhatikan anaknya setiap saat," tegas Heri.
Diketahui, kabar soal penculikan dan sindikat penjualan organ tubuh anak-anak sempat merebak dalam beberapa bulan yang lalu. Bermula dari berita utama sebuah harian lokal di Sulawesi Utara, soal penculikan dan penjualan anak seharga Rp 5 miliar.
Namun, Polri melalui Instagram Humas Mabes Polri, memastikan berita jual beli organ anak tersebut adalah kabar bohong.
"Meski begitu, kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan kejahatan penculikan anak itu," terang Heri.
Dikonfirmasi merdeka.com terpisah, Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Ade Yaya Suryana juga menambahkan, meminta masyarakat agar tidak ikut serta menyebarluaskan informasi yang belum tentu kebenarannya.
"Begitu terima informasi dari medsos, atau dari obrolan antarwarga, jangan langsung disebarluaskan. Cek dulu kebenarannya, sebelum disebarluaskan," kata Ade.
0 Komentar