Dani Alves meraih 23 trofi selama delapan tahun membela Barcelona. Kalau dia meraih sukses begitu besar, kenapa memutuskan pergi dari Camp Nou?
Alves meninggalkan Camp Nou di musim panas lalu untuk kemudian bergabung dengan Juventus. Tidak ada biaya transfer yang harus dikeluarkan Bianconeri untuk bek kanan yang tahun ini berusia 33 tahun itu. Dia didapatkan dengan cuma-cuma.
Sempat absen sekitar dua bulan karena cedera parah di awal musim, Alves lantas menunjukkan kalau dia cuma butuh waktu untuk pemulihan. Mantan pemain Sevilla itu adalah kunci Juventus yang kini sudah memastikan menjadi finalis Liga Champions musim 2016/2017. Juventus membuat empat gol ke gawang Monaco di dua leg laga babak semifinal. Nama Alves selalu muncul dalam gol-gol itu: tiga sebagai pemberi assist dan satu mencetak gol atas namanya sendiri.
Ada sesal dirasakan pihak Barcelona atas kepergian bek kanan yang diklaim sebagai terbaik di dunia itu. Luis Enrique sudah mengutarakan sedari awal musim, Xavi Hernandes pun sudah menyatakan hal yang sama.
Alves bisa dibilang tak punya masalah dengan pemain dan pelatih Barcelona. Pun begitu dengan suporterBlaugrana. Lalu kenapa dia memiih pergi dari klub yang memberinya banyak kejayaan?
Dalam beberapa kesempatan, Alves menyebut kalau dirinya sudah tak bahagia lagi di Barcelona. Dia menunjuk manajemen klub sebagai pihak yang membuatnya tak lagi merasa nyaman. Dia merasa tak lagi dihormati..
"Saya suka jika diinginkan. Jika mereka (Barcelona) tak menginginkan saya, saya pergi. Meninggalkan Barcelona dengan gratis menjadi pukulan berkelas saya untuk mereka," ucap Alves dalam wawancaranya dengan BBC beberapa waktu lalu.
"Di tiga musim terakhir, saya terus mendengar 'Alves akan pergi' tapi para direktur tak pernah bicara langsung di depan muka saya," lanjutnya.
Saat kontrak baru tak kunjung datang, kesebalan Alves pada manajemen klub makin menjadi-jadi. Dia baru disodori kontrak baru setelah Barcelona dijatuhi hukuman larangan transfer oleh FIFA.
"Mereka sangat penipu dan tidak tahu berterimakasih. Mereka tidak menghormati saya. Saya hanya ditawari kontrak baru setelah larangan transfer FIFA datang," sergah Alves.
Pada kesempatan lain, Alves juga mengritik manajemen Barca karena dia merasa telah dijadikan 'sasaran tembak' atas beberapa kegagalan yang didapat klub.
"Beberapa hal sudah berubah di klub dan sudah waktunya saya pergi. Saya merasa kalau saya yang selalu menjadi sasaran tembak. 'Dani adalah pemain yang harus pergi', begitu mereka bilang. Saya sudah capek dengan itu semua. Saya memutuskan pergi ke arah yang berbeda dan mencari kebahagiaan di tempat lain."
Meski telah menanggalkan seragam Blaugrana, Alves masih menyisakan cinta untuk klub tersebut. Sebelum duel di delapan besar dia menyebut Barcelona akan selalu ada di dalam hatinya.
0 Komentar