Kapolres Jayapura Kota AKBP Tober Sirait dan ajudannya Bripda Nyoman menjadi korban penganiayaan sekelompok massa yang mengepung markas korem 172/PWY di Jalan Raya Abepura-Padang Bulan, Papua. Keduanya dan sejumlah anggota kepolisian lainnya saat itu sedang mengamankan aksi tersebut. "Betul kapolres dan anggotanya dianiaya saat berupaya membubarkan massa yang sedang melakukan aksi pemalangan di ruas jalan tersebut," kata Kombes Ahmad Kamal, Kamis (25/5) malam.
Diberitakan Antara, keduanya masih dirawat secara intensif di RS Bhayangkara, Kotaraja. Namun secara keseluruhan kondisinya stabil.
Insiden itu sendiri terjadi berawal adanya informasi tentang pembakaran karton dan barang bekas dilakukan anggota yang sedang membersihkan mess yang baru ditempatinya menggantikan pasukan sebelumnya.
Dari laporan yang diterima saat Kapolres Jayapura Kota AKBP Sirait didampingi ajudannya menuju Makorem 172 untuk meredam aksi warga yang memblokade jalan, namun tiba tiba ada yang mengeroyok dan melempari mereka hingga diamankan anggota polisi lainnya dan membawa ke RS Bhayangkara.
Saat ini, keduanya masih dirawat di RS Bhayangkara akibat luka memar yang diderita. Bahkan Briptu Nyoman mengalami hidung retak dan punggung robek.
Kamal mengatakan, situasi kawasan itu kembali normal setelah brimob membuka dan membersihkan blokade jalan yang dipalang hingga tidak dapat dilalui.
"Situasi sudah kembali kondusif dan kasus ini ditangani secara bersama antara Direskrimum Polda Papua dan POM Kodam XVII Cenderawasih, untuk memastikan apa yang dibakar hingga memicu kemarahan warga," kata Kamal.
Sebelumnya diberitakan, massa mengepung markas korem 172/PWY dan di depan kediaman Kasrem 172/PWY, di Jalan Raya Abepura-Padang Bulan, Papua, Kamis (25/5) sekira pukul 12.15 WIT. Warga emosi setelah terpengaruh kabar yang menyebut adanya pembakaran kitab suci yang dilakukan anggota TNI.
Kemudian sekira pukul pukul 14.00 WIT, rombongan Kasdam XVII Cendrawasih, Dandim 1701 Jayapura, dan Kapolresta Jayapura tiba di lokasi dan berupaya negosiasi dengan massa. Namun situasi tak terkendali dan sempat terjadi kekisruhan.
Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan duduk persoalannya. Dia mengatakan, tidak benar ada kejadian pembakaran kitab suci. Boy menegaskan bahwa itu hanya isu tak bertanggungjawab.
"Itu tidak benar, itu diisukan saja. Jadi begini, ada tumpukan kertas di bak sampah kemudian dibakar. Nah diisukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab kalau itu tumpukan bukunya alkitab," ujar Boy kepada merdeka.com, Kamis (25/5).
Tim Polda Papua langsung menyambangi lokasi dan berdialog dengan massa. Tidak hanya itu, polisi dan TNI juga menyelidiki tumpukan kertas yang membuat warga menjadi emosi.
"Sekarang, tim Polda Papua dan Koramil di sini lagi menyelidiki tumpukan kertas itu. Jadi tidak benar itu dibakar langsung," tegasnya.
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini juga membantah jatuhnya korban jiwa akibat bentrokan massa dengan polisi. Dia memastikan tidak ada korban tewas dalam peristiwa tersebut.
"Tolong dibantu ya mas diluruskan kabar itu, biar enggak meluas," ucapnya.
0 Komentar