Tawuran antar dua kelompok pemuda kerap terjadi di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur. Apa penjelasan polisi mengenai hal ini?
"Secara historis punya konflik. Kita akan periksa dari kedua kubu, yang penting kita setop," ungkap Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo yang hadir di lokasi tawuran, Selasa (25/4/2017).
Dalam waktu berdekatan, dua kali tawuran terjadi pada Senin (24/4). Yakni pada sore hari dan tengah malam hingga sampai dini hari tadi. Andry menyebut persoalan ini harus menjadi perhatian seluruh elemen, bukan hanya dari pihak kepolisian saja.
"Penyelesain bukan hanya dari polisi saja, harus juga dari ulama, RW, Ormas, kemasyarakatan. Ini yang harusnya diselesaikan," ujarnya.
Menurut Andry, tawuran biasanya pecah saat dua kubu pemuda melihat tak adanya penjagaan pihak kepolisian. Baik saat pergantian tugas, maupun saat malam hari.
"Mereka nunggu kosongnya aparat. Nanti kita identifikasi, cari solusi komprehensif. Hentikan dulu konflik," terang Andry.
Secara terpisah, Andry menyebut pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar tawuran antara remaja yang kerap terjadi di Jalan Dewi Sartika, Cawang, tak terulang. Salah satunya dengan cara mediasi kedua belah pihak.
"2 minggu lalu sudah dimediasi," tutur Andry saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Selain mediasi, menurut Andry, masyarakat sekitar terutama keluarga juga harus peduli dan berperan dalam membina dan mengendalikan para remaja tersebut. Seperti dengan memberikan pengertian kepada remaja bahwa setiap masalah tidak harus diselesaikan dengan tawuran.
"Jadi jangan sedikit-sedikit pakai tawuran," imbau Andry.
Seperti diketahui, pada tawuran kemarin sore, dua orang pemuda menjadi korban sehingga harus dilarikan ke RS Polri, Kramat Jati. Keduanya mengalami luka bacok bagian kepala. Saat ini polisi masih mengejar pelaku pembacokan itu.
0 Komentar