KUPAS, 17 November 2016, Yayasan Bangun Istana Presiden RI menyelenggarakan acara Renungan Suci - Bedah Buku "Tahun 2015 Indonesia Pecah" Mari Bersatu Untuk Kejayaan Nusantara Raya. Dalam kesempatan tersebut, selain membedah buku Tahun 2015 Indonesia Pecah, kerangan Djuyoto Suntani, Presiden Gong Perdamaian Dunia, dibahas pula mengenai kondisi bangsa Indonesia terkini dan ajakan untuk bersatu demi kejayaan Nusantara Raya.
Dalam sambutannya, Presiden Gong Perdamaian Dunia menyampaikan bahwa Nusantara adalah negeri terkaya di dunia namun hal yang sangat memprihatinkan adalah bahwa setelah 71 tahun Indonesia Merdeka, Negara Besar yang Kaya Raya ini tidak memiliki Istana Presiden. Istana yang saat ini dihuni oleh Presiden adalah Warisan Belanda sehingga mind set sebagai bangsa terjajah dan feodalisme warisan belansa masih sangat kental mewarnai ketidak merdekaan Bangsa Indonesia. Beliau mencontohkan negara kecil Brunai Darussalam yang merdeka dari Inggris langsung membuat Istana Sendiri dan tidak mau menggunakan bangunan Inggris karena ingin menghilangkan kesan masih terjajah oleh Inggris.
Lagipula nama Indonesia adalah nama buatan Belanda yang artinya India Timur sedangkan Bangsa Kita adalah Bansa Nusantara bukan Bangsa India sebagaimana yang disebut oleh belanda sebagai negara bagian Hindia Belanda. Untuk itu beliau dan rekan menggagas berdirinya Istana Presiden RI dengan mendirikan Yayasan Bangun Istana Presiden.
0 Komentar