Aksi Damai menuntut diadilinya Ahok atas penistaan terhadap agama Islam yang telah berlangsung damai, aman, tertib dan kondusif, akhirnya ricuh akibat tindakan represif aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata dan watar canon untuk membubarkan konsentrasi massa di depan Istana Merdeka. Tindakan ini tentu saja memancing emosi para pendemo yang terkena gas air mata dan juga mengenai para pimpinan ulama dan orator yang ada di atas mobil. Akibat tindakan ini, massa yang awalnya duduk-duduk mendengarkan orasi menjadi terpancing emosinya dan mengakibatkan ricuhnya suasanya yang awalnya sangat kondusif.
Sebelumnya, perwakilan demonstran sudah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyampaikan tuntutannya dan JK berjanji untuk mengabulkan permintaan mereka namun semua itu butuh proses. Jawaban ini dianggap sebagai jawaban mengambang dan tidak tegas dan terkesan melindungi Ahok. Apalagi didapati kenyataan seolah presiden Jokowi buang badan dan terkesan tidak menanggapi tuntutan demonstran dengan meninjau progres pekerjaan di Bandara Soekarno Hatta.
Negosiasi Perwakilan Pengunjuk Rasa dengan Wapres Jusuf Kalla |
Tindakan represif aparat keamanan semakin sering dan semakin banyak menembakkan gas air mata sehingga memancing emosi para demonstran untuk membakar beberapa mobil kepolisian yang standby disekitar lokasi padahal mobil-mobil tersebut yang memasok makanan dan minuman untuk para demonstran. Sejumlah pagar di kawasan Monas yang berhadapan dengan Istana Merdeka roboh akibat dorongan masa yang menghindari gas air mata.
0 Komentar