|
Bp. Iswanto Browo - Ketua Dewan Pembina Relawan Gerakan Nasional Revolusi Mental |
Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Revolusi Mental Bapak Iswanto Browo, menyelenggarakan Gelar Budaya Rumah Datuk Pengembara selama 7 hari 7 malam di Kota Pari, Pantai Cermin - Serdang Bedagai - Sumatera Utara. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka HUT Rumah Datuk Pengembara ke-10. Acara tersebut dilaksanakan sejak tanggal 1 September 2016 sampai dengan 7 Desember 2016. Kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin Kabupaten Serdang Bedagai tersebut dibuka oleh Bupati Serdang Bedagai Bapak. Ir. H. Sukirman didampingin Wakil Bupati Sergai dan dihadiri oleh sejumlah Kepala Dinas terutama Kadis Pendidikan dan Kadis Pariwisata.
|
Bupati Bp. Ir. H. Sukirman dan Wabub Serdang Bedagai |
Dalam sambutannya, Bupati Serdang Bedagai mengucapkan banyak termakasih kepada Bapak Iswanto Browo yang turut melestarikan Budaya Nusantara yang ada di Serdang Bedagai yang kian hari kian menghilang karena sebagaian besar pelaku budaya sudah semakin tua dan sebagian sudah meninggal dunia dan tidak ada lagi penerusnya. Untuk itu Bupati menawarkan Lowongan bagi calon Budayawan terutama Dalang Wayang Kulit dan Ludruk untuk mendaftarkan diri ke Dinas Pariwisata. Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai bersaral dari berbagai suku di Nusantara antara lain Batak, Melayu, Jawa, Banjar, Cina, dll. Budaya yang berkembang di masyarakat juga beragam sesuai dengan asal nenek moyangnya. Suku Jawa membawa budaya Wayang, Ludruk, Ketoprak, Reog serta Campur Sari demikian pula budaya masyarakat Batak, Banjar, Melayu dan Cina yang semuanya akan ditampilkan dalam acara Pentas Budaya tersebut selama 7 hari 7 malam.
|
Santunan Yatim Piatu oleh Bupati dan Bp. Iswanto Browo |
Acara pembukaan ini dilanjutkan dengan Tausiah oleh Ustad Ki Ageng Lanang, yang menyambut baik gagasan dan rencana Bapak Iswanto untuk mendirikan monumen Gong Perdamaian Nusantara yang sedang di bangun di kawasan Rumah Datuk Pengembara. Menurut Ki Dallang, Serdang Bedagai adalah miniatur keragaman Suku dan Budaya di Nusantara. Tidak ada lagi hambatan kesukuan di Serdang Bedagai karena semua adalah keluarga besar masyarakat Serdang Bedagai yang semuanya bersaudara. Saudara artinya adalah satu udara. Mereka menghirup udara yang sama, meminum air yang sama dan lahir da tanah yang sama.
Masyarakat Sergai mamapu membaur dengan sangat harmonis karena para leluhur memberikan contoh yang baik untuk persatuan dan kesatuan. Sebagai contohnya Bapak Iswanto Browo yang Kakeknya berasal dari Banjar dan Neneknya berasal dari suku Jawa Puworejo yang melahirkan ayahnya yang kemudian menikah dengan suku Cina yang melahirkan Bapak Iswanto dan saudara-saudaranya.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pembagian santunan dan paket sembako kepada anak-anak Yatim dan Fakir Miskin di sekitar Kabupaten Serdang Bedagai. Acara hari pertama ini diawali dengan pertunjukan Barongsai untuk menyambut para tamu dan menyambut kedatangan Bupati, Wakil Bupati dan Kepala SKPD serta seluruh tamu dan masyarakat sekitar. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan suguhan lagu-lagu sampur sari dan malam harinya dilanjutkan dengan pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Wahyu Kalinggo Jati.
0 Komentar